Sinonim
Sinonim adalah beberapa kata yang mempunyai arti sama atau
hampir sama. Sinonim disebut juga padan
kata.
Contoh:
1.
Sama arti:
sudah - telah
amat - sangat
2.
Hampir sama artinya:
mati - meninggal – wafat
melihat - menonton - menatap
Sebenarnya arti kata bersinonim memang
tidak benar-benar sama. Meskipun kecil, tentu ada perbedaannya. Perbedaan arti
kata bersinonim berdasarkan hal-hal berikut:
1. Arti Dasar dan Arti Tambahan
Kata mempunyai arti dasar yang tertulis dalam kamus. Misalnya,
kata membawa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
tersebut diberi arti memegang atau
mengangkat sesuatu sambil berjalan atau bergerak dari satu tempat ke tempat
lain. Kata membawa ini mempunyai
beberapa sinonim. Walaupun bersinonim, artinya tidaklah sama persis. Cobalah simak
penjelasan berikut ini.
a.
menjinjing :
membawa dengan satu tangan berulur ke
bawah (misalnya: menjinjing tas)
b.
menyandang : membawa dengan tali atau ikat yang disampirkan di bahu
(misalnya: menyandang tas)
c.
memanggul : membawa yang
diletakkan di bahu (memanggul cangkul)
d.
mengepit : membawa sesuatu
diletakkan di ketiak (mengepit buku)
e.
menggotong : membawa yang
dilakukan secara serempak oleh lebih dari satu orang (menggotong lemari)
Dalam bahasa
Indonesia banyak kata seperti membawa. Satu kata mempunyai banyak sinonim. Kata-kata
yang bersinonim tersebut mempunyai arti tambahan.
Contoh:
memotong - mengiris - menebas -
menggunting - menetak
baik - indah - bagus - elok – permai
kamu dapat
membuktikannya dengan membuka artinya dalam kamus. Carilah dahulu kata yang
bercetak miring. Kemudian, carilah kata yang lain.
2. Nilai Rasa
Nilai rasa berhubungan dengan emosi atau perasaan. Perasaan
haru, kagum, senang, atau benci menyertai saat kata tersebut digunakan. Salah satu
contohnya kata mati. Dalam kamus,
arti kata mati adalah sudah hilang nyawanya. Kata mati
mempunyai beberapa sinonim.
a.
gugur :
sudah
hilang nyawanya dalam pertempuran
b.
mangkat : sudah hilang
nyawanya untuk raja
c.
meninggal : sudah
hilang nyawanya (berpulang) untuk kebanyakan orang
d.
tewas : sudah
hilang nyawanya dalam peperangan atau bencana
Nilai rasa terasa
jika kata-kata itu digunakan dalam kalimat. Cobalah perhatikan kalimat-kalimat
berikut ini:
a.
Para pahlawan gugur meraih kemerdekaan bangsa.
b.
Sang Raja mangkat setelah menderita sakit cukup
lama.
c.
Orang tuanya meninggal saat ia duduk di kelas
III SD.
d.
Korban tewas dalam kecelakaan pesawat itu segera
dievakuasi.
3. Kelaziman Pemakaiannya (Kolokasi)
Kelaziman ini berhubungan dengan penggabungan kata. Sebuah kata
lazim bergabung dengan kata lain. Sebaliknya, sebuah kata belum tentu lazim
bergabung dengan kata lain.
Contoh:
Kata baik bersinonim
dengan kata bagus, indah, dan elok. Kata baik bisa bergabung dengan kata hati.
Gabungan kedua kata tersebut adalah baik
hati. Sekarang perhatikanlah gabungan-gabungan kata berikut:
a.
bagus budi
b.
indah budi
c.
elok hati
Ketiga gabungan
kata tersebut tidak lazim. Kata bagus memang
tidak lazim bergabung dengan kata budi. Namun,
kata bagus lazim bergabung dengan
kata lain. Misalnya: nilai atau permainan. Gabungan kata tersebut akan menjadi nilai bagus dan permainan bagus. Selanjutnya, kata indah bisa bergabung dengan kata pemandangan. Keduanya akan menjadi pemandangan indah. Kata elok misalnya
dapat bergabung dengan kata negeri. Kedua kata itu menjadi negeri elok.
4. Distribusi
Distribusi berhubungan dengan tempat yang diduduki unsur
bahasa. Ada dua jenis distribusi sebagai berikut:
a.
Distribusi
Sama
Kata-kata yang bersinonim dapat saling menggantikan.
Contoh:
untuk →
bermanfaat untuk pelajar
buat → bermanfaat
buat pelajar
bagi →
bermanfaat bagi pelajar
b.
Distribusi
Tidak Sama
Kata-kata bersinonim tidak dapat saling menggantikan.
Contoh:
tidak → makan
pun tidak
tak →
makan pun tak*
*makan pun tak tidak
berterima dalam bahasa Indonesia.
Antonim
Antonim kebalikan dari sinonim. Antonim adalah kata-kata
yang berlawanan makna. Oleh sebab itu, antonim disebut juga lawan kata.
Antonim dikelompokkan menjadi beberapa jenis.
a.
Berlawanan
Kembar
Berlawanan kembar ini hanya terbatas pada dua unsur. Yang tergolong
dalam antonim kembar biasanya kata benda.
Contoh:
laki-laki >< perempuan
putra >< putri
b.
Berlawanan
Bertingkat
Antara kata yang berlawanan masih ada tingkatannya. Yang tergolong
berlawanan bertingkat biasanya kata sifat.
Contoh:
jauh >< dekat
tinggi >< rendah
c.
Berlawanan
Kebalikan
Antara dua kata yang berantonim artinya berkebalikan. Biasanya
diduduki oleh kata benda dan kata sifat.
Contoh:
utara >< selatan
ibu >< bapak
ibu >< bapak
0 komentar:
Posting Komentar